Palembang adalah salah satu kota besar yang ada di Indonesia dan juga ibukota dari provinsi Sumatera Selatan. Wilayah ini kental dengan nuansa budaya Melayu dan Tionghoa.
Menuju ke sini
Dengan pesawat
- 1 Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II (IATA: PLM). Bandar udara yang melayani kota Palembang. Bandara ini terletak di sisi utara kota. Bandara ini melayani 19 rute penerbangan, terdiri dari 17 rute penerbangan domestik dan 2 rute penerbangan internasional. Penerbangan domestik dari Indonesia dilayani oleh beberapa maskapai penerbangan seperti Garuda Indonesia, Lion Air, Sriwijaya Air, Super Air Jet, Pelita Air, Batik Air, Sky Aviation, Citilink, Merpati Nusantara Airlines, dan Wings Air dengan tujuan Jakarta, Batam, Bandar Lampung, Yogyakarta, Surabaya, dan Tanjung Pandan. Penerbangan internasional di bandar udara ini hanya dilayani oleh dua maskapai penerbangan yaitu Silk Air yang merupakan anak perusahaan dari Singapore Airlines dan AirAsia dengan tujuan Singapura dan Kuala Lumpur.
Dengan kereta api
Kereta api adalah salah satu mode transportasi untuk mencapai kota ini. Stasiun kereta api di Palembang adalah Stasiun Kertapati. Nama kereta yang melayani kota ini adalah Bukit Serelo, Sriwijaya, Sindang Marga, dan Rajabasa.
Dengan kendaraan bermotor
Kota ini dilalui oleh
Dengan bus
Lihat
Tengara utama
- 1 Jembatan Ampera ( LRT Ampera). Buka 24 jam. Jembatan pertama yang melintasi Sungai Musi di Palembang, serta merupakan yang terpanjang di Indonesia ketika pertama kali dibuka pada tahun 1965. Awalnya, bagian tengah jembatan ini dapat diangkat untuk memberikan jalan bagi kapal yang lewat, tetapi mekanisme ini berhenti digunakan hanya beberapa tahun setelah jembatan ini dibuka. Jembatan ini adalah tengara paling terkenal di Palembang karena terletak tepat di jantung kota, menghubungkan dua sisi Sungai Musi. Gratis.
- 2 Masjid Agung Palembang (Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo), Jl. Jend. Sudirman, 19 Ilir, Bukit Kecil 30111 ( LRT Ampera). Masjid besar ini pertama kali dibuka pada tahun 1748, tetapi telah mengalami beberapa kali renovasi dan perluasan di kemudian hari. Bangunan dan menara aslinya dari abad ke-18 terletak di sisi barat kompleks (sisi yang jauh dari jalan utama), menampilkan campuran gaya arsitektur Melayu Palembang, Tiongkok, dan Eropa. Ruang salat tambahan dibangun di sekeliling bangunan asli dengan atap limas serta menara baru yang lebih tinggi dan ramping. Gratis.
- 3 Kuto Besak (Benteng Kuto Besak), Jl. Sultan Mahmud Badarudin, 19 Ilir, Bukit Kecil 30113 ( LRT Ampera). 06.00–22.00. Sebuah kubu pertahanan dari era Kesultanan di sisi utara Sungai Musi. Selesai dibangun pada tahun 1797, kini digunakan sebagai markas komando daerah TNI. Kompleks ini tertutup untuk umum karena digunakan untuk keperluan militer, meskipun sebuah plaza terbuka di depannya berfungsi sebagai alun-alun utama kota. Di plaza tersebut terdapat 4 Tugu Ikan Belido, didedikasikan untuk spesies endemik dilindungi yang dulunya menjadi bahan utama dalam pembuatan pempek. Gratis untuk kawasan plaza.
- 5 Kantor Wali Kota Palembang (Kantor Ledeng), Jl. Merdeka no. 2, 22 Ilir, Bukit Kecil 30113 (750 m/12 menit jalan kaki dari LRT Ampera). Pertama kali dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda pada awal abad ke-20, gedung dengan pengaruh arsitektur de stijl ini awalnya berfungsi ganda sebagai menara air dan balai kota, serta menjadi gedung tertinggi di Palembang ketika pertama kali diresmikan. Saat ini digunakan utamanya sebagai kantor wali kota saja.
- 6 Pulau Kemaro, 1 Ilir, Ilir Timur II dan Sei Selincah, Kalidoni (30 menit berperahu motor dari dermaga Kuto Besak). Sebuah pulau delta sungai yang penggunaannya telah bergonta-ganti sepanjang sejarah, mulai dari menjadi kubu pertahanan terdepan Kesultanan pada abad ke-19, menjadi kompleks penjara untuk tahanan politik pasca-1965, hingga menjadi tujuan wisata budaya dan religius seperti sekarang. Pulau ini memiliki kompleks keagamaan Buddha yang terdiri dari 7 Kelenteng Hok Tjing Bio dan 8 Pagoda Pulau Kemaro yang memiliki 9 lantai. Perayaan Cap Go Meh tahunan di Palembang dipusatkan di sini. Selama perayaan berlangsung, sisi utara pulau akan dihubungkan sementara dengan jembatan ponton ke daratan utama.
Museum dan situs warisan budaya
- 9 Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera), Jl. Merdeka no.1, 19 Ilir, Bukit Kecil 30113 ( LRT Ampera). 08.00–18.00. Terletak berhadapan dengan Masjid Agung, diresmikan pada tahun 1988 untuk mengenang perjuangan kemerdekaan di Palembang. Di dalam bangunan berarsitektur brutalis ini, terdapat museum yang menampilkan berbagai artefak dan foto bersejarah yang berkaitan dengan Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang (1947). Terdapat pula air mancur menari di pelataran monumen. Rp5.000.
- 10 Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Jl. Sultan Mahmud Badarudin, 19 Ilir, Bukit Kecil 30113 ( LRT Ampera). 08.00–17.00 (hari biasa), 09.00–17.00 (akhir pekan dan hari libur nasional). Museum yang dikelola pemerintah kota ini berada di atas sisa-sisa Keraton Kuto Lamo, yang dulunya merupakan pusat Kesultanan sebelum dipindahkan ke Kuto Besak. Bangunan saat ini, yang mengadopsi arsitektur atap limasan khas Palembang, pernah digunakan sebagai kantor residen pada masa penjajahan Belanda. Museum ini menampilkan sejarah kota Palembang, dari era Sriwijaya hingga masa kolonial dan kemerdekaan. Rp5.000 (umum), Rp20.000 (wisatawan asing).
- 11 Museum Balaputradewa (Museum Negeri Sumatera Selatan), Jl. Srijaya no. 1, Srijaya, Alang-Alang Lebar 30139 (700 m/10 menit jalan kaki dari LRT RSUD). 08.30–15.30 (Selasa–Minggu), tutup setiap Senin dan hari libur nasional. Museum ini menampilkan sejarah provinsi Sumatera Selatan secara keseluruhan. Artefak yang dipamerkan mencakup diorama dan megalit prasejarah hingga patung dan prasasti era Sriwijaya. Kompleks museum ini juga mencakup rumah limasan Palembang ikonik yang pernah tertera pada uang kertas pecahan Rp10.000 sebelum tahun 2016—pihak museum juga menyediakan spesimen uang kertas lama ini untuk dipinjam, jika Anda ingin mengambil foto yang membandingkan ilustrasinya dengan rumah yang asli. Rp5.000 (umum), Rp15.000 (wisatawan asing).
- 12 Kompleks Makam Ki Gede ing Suro, Jl. Ratu Sianum, Lorong H Umar, 1 Ilir, Ilir Timur II 30111 (5 km/20 menit berkendara dari pusat kota). Kompleks serupa candi yang terdiri dari 7 bangunan berbahan bata dan batu putih, dengan gaya seni yang menunjukkan pengaruh Majapahit dari abad ke-15 hingga ke-16 Masehi. Arca-arca perunggu berlapis emas dari masa Sriwijaya juga ditemukan di situs ini. Digunakan sebagai pemakaman Islam pada sekitar abad ke-16 oleh keluarga bangsawan Ki Gede ing Suro yang menjadi leluhur dinasti Kesultanan Palembang.
- 13 Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, Jl. Syakyakirti, Karang Anyar, Gandus 30148 (5.5 km/25 menit berkendara dari pusat kota). 08.00–18.00. Sebuah situs arkeologi bekas pemukiman kuno (dari era Sriwijaya dan seterusnya) dengan jaringan kanal buatan. Taman ini juga memiliki museum yang menampilkan artefak seperti patung Buddha, tembikar, dan keramik. Tidak ditemui struktur bangunan bersejarah di sini, karena pemukiman ini dulunya kemungkinan besar dibangun dari bahan yang mudah terurai seperti kayu alih-alih batu bata.
- 14 Rumah Saudagar Ong Boen Tjiet, Lorong Saudagar Yucing no. 55, 3-4 Ulu, Seberang Ulu I 30124 (10 menit berperahu motor dari dermaga Kuto Besak). 11.00–18.00. Bekas kediaman Ong Boen Tjiet, seorang pedagang terkenal Palembang pada abad ke-20 yang berlatar belakang Tionghoa-Indonesia. Menghadap Sungai Musi dari sisi selatannya, rumah ini menampilkan campuran unsur arsitektur Melayu Palembang dan Tionghoa, serta menampung koleksi yang dimiliki dan dikelola secara pribadi oleh keturunan keluarga Ong Boen Tjiet. Tempat ini juga dapat dijangkau melalui jalur darat, meskipun gang menuju rumah ini hanya muat untuk sepeda motor. Sumbangan sukarela, tidak ada tarif tetap.
- 15 Bayt Al-Qur'an Al-Akbar, Pondok Pesantren IGM Al Ihsaniyah, Jl. M. Amin Fauzi, Soak Bujang, Gandus 30149 (14 km/40 menit berkendara dari pusat kota). Menyimpan salinan Al-Quran ukiran kayu yang diklaim terbesar di dunia; halaman demi halamannya dipamerkan dalam sebuah gedung galeri setinggi 15 meter. Ulasannya bervariasi; banyak wisatawan mengatakan bahwa tempat ini wajib dikunjungi saat berada di Palembang, sementara yang lain mengeluhkan akses ke sana yang melintasi jalan pedesaan buruk serta tiadanya akomodasi penyandang disabilitas. Rp20.000 per Februari 2020.
Makan
- Pempek
- Model.
- Tekwan
- Mie celor
- Pindang Ikan
- Pepes Tempoyak
- Nasi Minyak
Tujuan berikutnya
- Perjalanan melalui jalan darat ke Jambi
- Pergi ke Lampung dengan kereta api
- Perjalanan dengan feri dari sepanjang muara Sungai Musi ke Pulau Bangka
{{#assessment:city|outline}}