Malaria adalah sebuah penyakit tropis yang serius dan terkedang fatal. Empat jenis parasit malaria yang dapat menginfeksi manusia adalah Plasmodium falciparum, P. vivax, P. ovale, dan P. malariae; menginfeksi dengan P. falciparum. Jika tidak segera atau tidak benar-benar diobati, bisa berakibat fatal dalam waktu satu atau dua hari.
Saranan yang kompeten dari sumber informasi terkini, seperti departemen penyakit tropis di rumah sakit besar sangatlah penting.
Penularan
Malaria ditularkan ketika digigit oleh nyamuk yang terinfeksi. Nyamuk yang membawa parasit Plasmodium kebanyakan aktif saat senja dan fajar serta di malam hari. Cara terbaik untuk menghindari infeksi adalah dengan mencegah agar tidak digigit nyamuk.
CDC menyatakan bahwa malaria ditularkan di wilayah yang luas pada Amerika Tengah dan Selatan, pulau Hispaniola (yang mencakup Haiti dan Republik Dominika), Afrika, Asia (termasuk anak benua India, Asia Tenggara dan Timur Tengah), dan beberapa wilayah di Pasifik Selatan.
Risiko tertular penyakit malaria umumnya lebih tinggi di daerah pedesaan dibanding perkotaan. Ada juga korelasi dengan populasi nyamuk, sebab musim hujan menciptakan genangan air dimana nyamuk dapat berkembang biak. Banyak kota di daerah tropis didirikan pada ketinggian di mana nyamuk jarang ada; namun hal tersebut mulai berubah di beberapa lokasi akibat perubahan iklim.
Gejala
Gejala malaria menyerupai flu biasa. Orang yang terinfeksi menderita demam, sakit kepala, dan muntah biasanya dalam waktu 10 sampai 15 hari setelah gigitan nyamuk. Ini berarti Anda mungkin akan sakit saat sudah kembali ke rumah.
Malaria dapat mengancam nyawa dan membutuhkan pengobatan segera. Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial pada tahun 2018, tetapi metode pencegahannya antara lain menghindari gigitan nyamuk dan minum obat pencegahan (profilaksis). Beberapa obat tidak efektif untuk semua area. Jika seseorang yang telah mengunjungi zona risiko malaria mengalami demam dalam waktu satu tahun, dokternya harus diberitahu tentang kemungkinan terkena malaria. Varian yang kurang fatal (seperti P. vivax) dapat menyerupai gejala flu. Dokter yang jarang memeriksa pasien malaria mungkin perlu diingatkan tentang fakta ini. Tes laboratorium standar untuk malaria adalah apusan darah yang tebal dan tipis pada kaca objek yang dilihat di bawah mikroskop. Alat uji mandiri sangat tidak dapat diandalkan.
Pencegahan
Pencegahan terbaik melawan malaria adalah mencegah gigitan nyamuk, terutama pada malam hari saat nyamuk 'Anopheles' aktif. Tidak setiap penginapan di daerah malaria tersedia kelambu, jadi sebaiknya bawa kelambu Anda sendiri. Jika rumah sakit terdekat jaraknya tidak lebih jauh dari perjalanan satu hari, meminum obat pencegahan mungkin tidak sebanding dengan menahan risiko efek sampingnya. Namun, malaria dapat melumpuhkan seseorang dalam beberapa jam, jadi jika hanya satu orang yang dapat mengendarai mobil, obat pencegahan harus dipertimbangkan untuk diberikan pada mereka.
Setiap obat pencegahan malaria harus diambil sebelum, selama, dan (terutama) setelah bepergian ke zona risiko malaria. Obat antimalaria sangat efektif dalam mencegah malaria. Obat yang berbeda direkomendasikan untuk perjalanan ke daerah yang berbeda karena ada varian malaria yang kebal terhadap obat tertentu. Bicaralah dengan dokter spesialis atau verifikasi informasi dari sumber terpercaya. Seperti halnya semua obat, anti-malaria dapat menyebabkan efek samping. Malaria jarang menjadi satu-satunya masalah kesehatan pada suatu daerah, dan dokter perlu menilai semua risiko kesehatan yang akan dihadapi wisatawan. Dapatkan obat-obatan dari sumber terpercaya, baik di rumah sebelum Anda berangkat atau dari apoteker/dokter terpercaya di daerah kelas atas atau tempat wisata. Terkadang, pil yang dijual mungkin merupakan plasebo.
Pencegahan medis yang mengandung meflokuin dapat memiliki efek samping psikologis dan neurologis yang serius (kecemasan, sakit kepala, insomnia, pusing) yang melumpuhkan sekitar 11-17% wisatawan sampai taraf tertentu. Wanita hamil harus sangat berhati-hati, karena beberapa obat anti-malaria tidak boleh dikonsumsi selama hamil. Malaria selama kehamilan biasanya lebih parah, dan selalu dianggap sebagai keadaan darurat yang serius. Seperti kebanyakan pencegahan umumnya, anti-malaria tidak 100% efektif; namun, penelitian telah menunjukkan bahwa ketika diminum sesuai petunjuk, obat yang paling umum (misalnya doksisiklin, Malarone) itu 98-99% efektif. Pilihan obat pencegahan malaria harus dilakukan dengan hati-hati dengan dokter, dengan mempertimbangkan resistensi obat di tempat tujuan wisatawan; kemungkinan efek samping, interaksi, dan kontraindikasi; dan kemudian frekuensi yang disukai per dosis (harian, mingguan, dan lainnya)
Selain obat pencegahan, menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan obat nyamuk yang mengandung DEET, serta memakai kelambu, kasa, pakaian panjang, lalu hindari memaparkan kulit saat senja. Kain yang diberi permetrin dapat membunuh nyamuk. AC dan kipas angin juga dapat membantu di dalam ruangan. Bagi mereka yang sensitif terhadap DEET, atau tidak menyukai baunya, penolak yang mengandung Picaridin (misalnya Natrapel) yang memiliki konsentrasi 20% telah terbukti seefektif DEET, tapi tersedia secara terbatas.
Anti-malaria yang paling umum meliputi:
- Doksisiklin sangat efektif dan sangat murah. Efek samping yang mungkin terjadi termasuk peningkatan kepekaan terhadap sinar matahari (lebih mudah terbakar sinar matahari), dan mual serta sakit perut; beberapa sumber memperingatkan bahwa doksisiklin dapat mengurangi efektivitas pil keluarga berencana.
- Lariam (meflokuin) atau generiknya (Mefliam) sangat efektif. Dosisnya mingguan yang sederhana sehingga dapat digunakan untuk waktu yang lama. Lariam memiliki sejumlah efek samping sehingga harus diresepkan oleh dokter, terutama dampak neurologis yang sangat jarang terjadi namun bisa parah. Efek samping umum terjadi antara mual, kram perut dan mimpi sadar. Jangan konsumsi jika Anda berencana melakukan selam skuba atau mendaki di ketinggian. Dokter Anda mungkin menyarankan untuk mulai menggunakannya beberapa pekan sebelum keberangkatan, untuk memeriksa adanya kemungkinan efek samping. Ada nyamuk resisten terhadap lariam di Asia Tenggara, serta Afrika Barat dan Timur. Cari tahu informasi terbaru tentang obat ini dari seorang ahli medis sebelum membeli.
- Malarone (atovaquone + proguanil) sangat efektif. Memiliki tingkat efek samping yang sangat rendah dan hanya perlu diminum selama satu pekan setelah meninggalkan area risiko. namun, obat inilah yang paling mahal.
- Klorokuin (Daramal, Nivaquine, atau Promal) dikombinasikan dengan proguanil (Paludrine) kadang-kadang direkomendasikan, dan umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Masalahnya ada kesulitan untuk membuat resep yang ditentukan karena kerumitannya, dan kekebalan yang meluas.
Ada beberapa perdebatan tentang apakah pencegahan malaria pra-perjalanan harus dimulai sejak dini. Misalnya, meflokuin biasanya diminum satu pekan sebelum bepergian. Beberapa orang merasa ini tidak memadai jika orang tersebut cukup apes bila terkena malaria segera setelah kedatangannya. Bagi yang memiliki kekhawatiran, diskusikan dengan dokter pilihan untuk menggandakan jangka waktu (bukan dosis) pencegahan malaria yang akan diambil sebelum perjalanan. Selain memberikan perlindungan yang lebih baik, akan ada lebih banyak waktu untuk beralih ke obat anti-malaria lain jika diperlukan.
Aspirin tidak boleh dikonsumsi sebagai antipiretik (obat penurun demam) jika ada indikasi malaria atau demam berdarah (Melanjutkan terapi aspirin dosis rendah 81mg setiap hari selama dan setelah perjalanan dari negara dunia ketiga harus didiskusikan dengan dokter Anda). Asetaminofen (parasetamol) dan ibuprofen dianggap sebagai alternatif yang aman asalkan konsumsinya diawasi. Malaria, demam berdarah, serta demam tifoid ketiganya cenderung memiliki gejala yang mirip pada awalnya, dan sebaiknya tidak didiagnosis oleh diri Anda sendiri.
Perjalanan
Perjalanan menuju daerah pedesaan berpotensi lebih tinggi terkena malaria dibanding ke kota-kota besar. (Berbeda dengan demam berdarah, di mana justru kota memiliki risiko lebih besar). Misalnya di ibu kota Filipina, Thailand, dan Sri Lanka pada dasarnya bebas malaria. Namun, malaria hadir di banyak tempat lain (terutama daerah pedesaan) di negara-negara tersebut. Sebaliknya, di Afrika Barat, Ghana, dan Nigeria terdapat malaria di seluruh negeri. Namun, risikonya jauh lebih rendah di kota-kota besar. Selalu cari informasi terkini apakah ada malaria di daerah yang akan Anda kunjungi serta resistensi obat pencegah apa yang terjadi disana. Peta kecil dunia (di paling atas) tidak dapat menunjukkan daerah kantong kecil zona bebas malaria (yang kemungkinan merupakan daerah wisata utama dan/atau kota besar). Sebaliknya, kadang-kadang malaria menyebar ke wilayah baru, terutama di tempat yang lebih tinggi di dekat zona endemik.
Wisatawan tidak boleh berasumsi bahwa obat pencegah malaria pilihan mereka tersedia di negara yang akan mereka kunjungi. Banyak negara dunia ketiga hanya tersedia klorokuin dan kemungkinan doksisiklin dan ada juga risiko malah membeli obat palsu. Kina (obat alami, dan dikenal selama berabad-abad) mungkin juga tersedia, tetapi tidak direkomendasikan sebagai obat pencegah malaria dikarenakan resistensi terhadap kina sangat umum terjadi.
Cari tahu lebih lanjut
- WHO - Malaria. Informasi global tentang malaria dari Organisasi Kesehatan Dunia.
- MAP (Malaria Atlas Project)[pranala mati]
- MARA (Mapping Malaria Risk in Africa)[pranala mati], atlas malaria di Afrika. Membutuhkan pendaftaran.
- Departemen Kesehatan Afrika Selatan[pranala mati]
- National Health Service di Skotlandia menerbitkan peta yang menunjukkan titik bahaya malaria
- IAMAT (International Association for Medical Assistance to Travellers) Informasi malaria dan bagan risiko bagu wisatawan
Lihat juga
{{#assessment:topic|usable}}