Asmat adalah sebuah kabupaten di barat daya Papua provinsi Indonesia yang terletak di bagian barat Pulau Papua.
Istilah Asmat mengacu pada orang Asmat dan wilayah yang mereka huni. Wilayah ini sangat luas dan tertutup hutan hujan primer dan hutan rawa sekitar 1,5 juta hektar. Bagian barat Asmat adalah bagian dari Taman Nasional Lorentz, Situs Warisan Dunia UNESCO.
Asmat terkenal akan budaya dan seni suku tradisional yang kaya dan dinamis serta keanekaragaman hayati yang signifikan secara global.
Pahami
Wilayah Asmat terletak di provinsi Papua Indonesia (Barat Nugini). Daerah ini adalah rumah bagi orang Asmat, adalah kelompok etnis Nugini, yang memiliki salah satu tradisi ukiran kayu yang paling terkenal dan dinamis di Pasifik sehingga dicari oleh kolektor di seluruh dunia. Wilayah Asmat terletak di pantai barat daya pulau itu dan luasnya sekitar 19.000 km². Habitatnya meliputi hutan bakau, rawa pasang surut, rawa air tawar, dan hutan hujan dataran rendah. Tanah Asmat terletak di pedalaman dan berdekatan dengan Taman Nasional Lorentz, kawasan lindung terbesar di kawasan Asia-Pasifik. Jumlah penduduk Asmat diperkirakan sekitar 70.000 jiwa. Istilah "Asmat" digunakan untuk menyebut orang dan wilayah yang mereka huni.
Ada sekitar 12 sub-wilayah Asmat: Joerat, Emari Ducur, Unir Siran, Unir Epmak, Bras, Bismam, Simai, Kenakap, Aramatak, Yupmakcain, Becumbub, dan Safan. Kota termasuk Agats.
Bicara
Orang Asmat berbicara dalam bahasa Indonesia dan Melayu Papua.
Menuju ke sini
Transit keluar-masuk wilayah Asmat yang paling mudah adalah melalui kota Timika di sebelah barat. Ada penerbangan pesawat semi-reguler dan kapal yang berangkat dari Timika ke Agats, kota utama, dan titik masuk.
Dengan pesawat
Berkeliling
Daerah Asmat adalah hutan hujan tropis yang lebat dan rawa-rawa, sehingga berjalan kaki sejauh apapun hampir mustahil. Semua transportasi antar desa memakai perahu sampan dengan motor tempel. Karena kenaikan biaya bahan bakar, harga naik perahu bisa sangat mahal.
Lihat
Ukiran kayu, kehidupan desa, upacara, alam yang masih asli. Kehidupan burung di Asmat sangat kaya dan mengamati burung pasti akan menantang tetapi sangat menarik. Hutan Asmat berisi puluhan jenis Burung Cendrawasih, Kakatua, Perkici, dan burung lainnya.
- 1 Museum Kebudayaan dan Kemajuan Asmat. Museum luar biasa yang berisi contoh ukiran kayu dan artefak tradisional Asmat. Museum ini dikembangkan pada 1980-an dan 1990-an oleh keuskupan Katolik setempat dengan bantuan kolektor seni Eropa Ursula Konrad dan antropolog Amerika Tobias Schneebaum.
- 2 Patung Tangan, Jl. Hasanuddin. 24 jam. Markah tanah.
Makan
Sebagai kota di Indonesia daerah timur, makanan khas Asmat terbuat dari sagu, seperti papeda dan roti sagu. Anda juga dapat menemukan masakan Indonesia lainnya di sana.
- 1 Nasi Kuning Beta, ☏ +62 852 365 75553 (WhatsApp). 07:00-11:00. Menyajikan nasi kuning (nasi diwarnai kunyit) untuk sarapan dengan lauk berprotein seperti ayam, telur, dan ikan. Layanan pengiriman minimal 3 buah. Rp. 15.000-25.000.
- 2 Rumah Makan Al-Fath, Jl. Yos Sudarso, Agats. 10:00-21:00. Menyajikan makanan Indonesia seperti ayam bakar, sate, soto, dan sebagainya.
- 3 Warung Atom, Jl. Hasanuddin. 07:00-18:00. Menyajikan makanan Indonesia. Warung makan dengan interior berupa ornamen Asmat.
Minum
Air botolan saja. Alkohol dibatasi dan tidak boleh dibawa masuk.
Kedai kopi
- 1 Capo Kopi, Agats. 12:00-03:00.
- 2 The Coffeeholic Asmat, Jl. Anderep, Agats, ☏ +62 821 777 73767. 16:30-00:00.
- 3 Tanjung Jaya, Agats, ☏ +62 813 910 83923. 07:00-20:00. Kafe dengan pemandangan laut.
Tidur
- 1 Hotel Assedu, Jl. Pemda, Agats, ☏ +62 902 31300. Mulai dari Rp250.000.
- 2 Hotel Firwan, Jl. Yos Sudarso, Agats, ☏ +62 812 400 02222. Hotel dengan pemandangan laut.
Tetap aman
Hati-hati dengan buaya dan nyamuk.
Tujuan berikutnya
Transit paling mudah keluar masuk wilayah Asmat melalui kota Timika di sebelah barat. Ada penerbangan pesawat semi-reguler dan kapal yang berangkat dari Timika ke Agats.
{{#assessment:city|usable}}