Wn/id/Dua Aktivis Hamas Tewas

< Wn | id
Wn > id > Dua Aktivis Hamas Tewas

Kairo, Kompas - Sebuah ledakan bom di Beirut Selatan, Lebanon, Minggu (27/12), menewaskan dua aktivis Hamas dan melukai tiga orang lainnya.

Seorang juru bicara Hamas di Gaza City, Ayman Taha, membenarkan kejadian ini ketika diwawancara televisi satelit Al Arabiya, Minggu.

Taha mengungkapkan, kini Hamas bekerja sama dengan Hezbollah sedang melakukan penyidikan untuk mengetahui pihak yang berada di balik serangan bom tersebut.

Seperti diberitakan sebelumnya, tiga unit bom yang diletakan di bawah sebuah mobil meledak Sabtu malam lalu di distrik Hart Hreik, Beirut Selatan. Mobil tersebut diduga kuat milik penanggung jawab urusan politik Hamas di Lebanon, Ali Barakat.

Namun, Ayman Taha tidak menjelaskan identitas korban dari dua aktivis Hamas itu dan juga tidak menyampaikan nasib Ali Barakat, pemilik mobil itu.

Hanya beberapa jam setelah itu (Minggu pagi kemarin) diberitakan pula, rumah salah seorang petinggi faksi Fatah di kamp pengungsi Palestina Mieh ou Mieh, Lebanon Selatan, juga dilempari bom. Dilaporkan, tidak ada korban tewas atau luka-luka dari peristiwa itu.

Sejauh ini belum diketahui, apakah ledakan bom di Beirut Selatan terkait adanya persaingan antara Hamas dan Fatah atau akibat ulah Israel.

Hezbollah belakangan ini selalu menuduh Israel berada di balik serangan bom yang sering menewaskan anggota Hezbollah dan aktivis Palestina. Di Lebanon, tercatat terdapat 12 kamp pengungsi Palestina yang menampung sekitar 350.000 pengungsi.

Distrik Hart Hreik dikenal markas Hezbollah yang selalu dijaga ketat oleh milisi bersenjata Hezbollah. Distrik Hart Hreik hanya berjarak beberapa ratus meter dari lapangan Syuhada yang biasa dijadikan tempat peringatan hari Ashura, hari raya kaum Syiah yang sangat penting.

Ledakan bom terjadi bertepatan dengan hari Ashura dan peringatan setahun invasi Israel ke Jalur Gaza. Pemimpin Hezbollah, Sheik Hassan Nasrallah, menyampaikan pidatonya di hadapan puluhan ribu pendukungnya pada hari Ashura itu. Adapun warga Palestina di Jalur Gaza, kini sedang memperingati setahun invasi Israel ke Jalur Gaza.

Ketegangan juga menghinggapi Tepi Barat dan Jalur Gaza, menyusul tewasnya tiga aktivis Brigade Martir Al Aqsa (sayap militer faksi Fatah) di kota Nablus, Tepi Barat, dan tiga pemuda Palestina di dekat perbatasan Jalur Gaza-Israel, Sabtu lalu.

Salah seorang jubir Brigade Martir Al Aqsa, Abu Mahmoud, berjanji akan melancarkan serangan balasan terhadap sasaran Israel. Ia menegaskan, perlawanan bersenjata adalah satu-satunya cara menghadapi Israel.

Salah seorang jubir Hamas, Sami Abu Zuhri, juga melempar tanggung jawab terhadap Israel dan Otoritas Palestina atas kekerasan di Nablus.

PM Palestina Salam Fayyad mengimbau kasus Nablus tidak menyeret situasi ke arah anarkis. Ia menuduh Israel ingin mengganggu ketenangan dan stabilitas di Tepi Barat yang berhasil diciptakan otoritas Palestina.

Jubir kepresidenan Palestina, Nabil Abu Rudeinah, mengatakan, kasus Nablus menunjukkan bahwa Israel ingin lari dari proses perdamaian dan mengembalikan wilayah Tepi Barat menjadi area anarkis.

Sebaliknya, Israel mengklaim, aksi pembunuhan di kota Nablus sebagai balasan atas tewasnya seorang penghuni permukiman Yahudi hari Jumat lalu dekat kota Tul Karem, Tepi Barat.

Referensi

edit

Kompas