Selasa, 7 Mei 2013
Disdik Balikpapan menyatakan bahwa anak-anak putus sekolah di Balikpapan didominasi oleh pendatang. Para pendatang yang masuk ke Balikpapan tidak menutup kemungkinan merupakan warga buta huruf dan juga putus sekolah.
Kemarin, kepala Dinas Pendidikan Balikpapan Heri Misnoto mengatakan: "Sebagian besar mereka anak dari keluarga pendatang, maksudnya yang baru setahun atau dua tahun bermukim di Balikpapan." Dinas Pendidikan Balikpapan mencatat per tahunnya sudah terdapat 20 hingga 30-an anak putus sekolah, diperkirakan rasionya tidak akan menurun apabila mobilisasi pendatang terus ada dan selain itu, sebagian pendatang ada yang sebelumnya bersekolah di wilayah asalnya namun berhenti di Balikpapan.
Putus sekolah juga disebabkan karena ketiadaan biaya. Selain itu juga karena kurangnya pemahaman akan pentingnya pendidikan.
"[Rasionya] setiap tahun seharusnya turun, tapi ada saja kita temukan anak putus karena mobilisasi penduduk. Di samping itu ada perbedaan data antara Pemkot dan BPS soal penduduk miskin ini. Kalau pola kita bila sudah tertangani seharusnya turun. Tapi statistik ini data baru," kata Heri selaku Kadisdik Balikpapan.
Anak juga sering diperlukan tenaganya untuk mengais rezeki dan meringankan beban orang tua. Kadisdik Balikpapan mengatakan "Hal begitu umumnya terjadi pada nelayan. Orang tua biasa mengajak anaknya melaut untuk membantu menangkap ikan. Anak yang sudah kelelahan bekerja tentu tak bisa diajak masuk sekolah."
Sister links
editSources
edit- "Anak pendatang banyak putus sekolah" – KORAN Kaltim, May 7, 2013
- "Disdik Balikpapan: 30 Anak Putus Sekolah Setiap Tahun" – Antara News, May 6, 2013